Kamis, 26 Maret 2015

Cara Pemeliharaan Sapi




A. Pengertian Sapi

Sapi atau lembu adalah hewan ternak anggota suku Bovidae dan anaksuku Bovinae. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingan, seperti kulit, jeroan, tanduk, dan kotorannya juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai sebagai penggerak alat transportasi, pengolahan lahan tanam (bajak), dan alat industri lain (seperti peremas tebu). Karena banyak kegunaan ini, sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan manusia sejak lama.

Kebanyakan sapi ternak merupakan keturunan dari jenis liar yang dikenal sebagai Auerochse atau Urochse (dibaca auerokse, bahasa Jerman berarti "sapi kuno", nama ilmiah: Bos primigenius), yang sudah punah di Eropa sejak 1627. Namun, terdapat beberapa spesies sapi liar lain yang keturunannya didomestikasi, termasuk sapi bali yang juga diternakkan di Indonesia.

B. Ras-ras (breeds) sapi ternak

1. Bos primigenius taurus

  • Sapi Hereford (sapi pedaging)
  • Sapi Aberdeen Angus (Angus) (sapi pedaging)
  • Sapi Simmental/Metal (sapi pedaging)
  • Sapi Holstein (sapi perah)

2. Bos primigenius indicus (sapi zebu)

  • Sapi Brahman (sapi pedaging dan penarik)
  • Sapi Ongole, keturunan Brahman (sapi pedaging)

3. Bos javanicus domesticus

  • Sapi bali (sapi pedaging)

4. Bos gaurus frontalis

  • Gayal

5. Bos mutus grunniens

  • Yak ternak

6. Ras hibrida

  • Sapi brangus (keturunan persilangan Angus dan Brahman)
  • Sapi madura (banteng x Brahman)
  • Sapi PO/sapi jawa (Sumba Ongole x sapi jawa lokal)

Sumber:Wiki Pedia

C. Sejarah Sapi

Tim genetika dan antropolog menduga bahwa manusia kuno telah menjinakkan dan berternak sapi di benua Afike hampir 10,000 tahun yang lalu. Ilmuwan berusaha membuka tabir sejarah genetik dari 134 sapi diseluruh dunia, dimana mereka menemukan bahwa sejarah sapi ternak di Afrika kuno berasal dari 'Fertile Crescent', wilayah yang saat ini meliputi Irak, Yordania, Suriah dan Israel.

Dalam studi yang dipublikasikan pada PLoS Genetics, Jared Decker dan tim peneliti lainnya membandingkan persamaan dan perbedaan antara berbagai genetik keturunan berbeda untuk menentukan keturunan terkait selanjutnya. Ilmuwan menemukan pencampuran sejarah sapi ternak asli di Indonesia dengan sapi impor India, sapi Eropa dengan Afrika dan Spanyol, sapi ternak Eropa dan Asia (Korea dan Jepang).

1. Studi Genetik Sejarah Sapi Ternak

Sapi Afrika mirip dengan sapi yang pertama kali dijinakkan di timur Tengah sekiatar 10 ribu tahun lalu. Bukti genetik menyatakan bahwa hewan ternak dibawa ke Afrika oleh petani yang bermigrasi ke Selatan. Sapi diternakkan kemudian berkembang biak dengan sapi liar didaerah tersebut dan mengubah susunan genetik yang cukup membingungkan.

Para peneliti genetik juga menentukan keunikan sejarah sapi ternak keturunan Amerika, seperti Texas Longhorn merupakan hasil dari peternakan sapi Spanyol yang dikirim dari Eropa oleh penjajah di abad ke-16. Keturunan sapi Zebu atau sapi Brahmana dari India yang diimpor ke Amerika melalui Brazil pada akhir tahun 1800-an.


Dalam kasus sapi Afrika, antropolog dan ahli genetika menduga bahwa sapi Afrika merupakan hewan ternak asli dari benua tersebut, tetapi sebenarnya sapi ternak dibawa melalui migrasi selama ribuan tahun lalu. Sejarah genetik telah membuktikan bahwa peternakan dianggap sangat penting bagi manusia untuk memaksimalkan kebutuhan daging dan produksi susu.

Dengan memahami sejarah sapi ternak turunan nantinya mampu mencari solusi untuk kebutuhan pertanian, khususnya di Asia. Misalnya mencari solusi agar sapi ternak lebih tahan terhadap penyakit, bagaimana memaksimalkan peternakan pada lahan pertanian, dan solusi meningkatkan produksi susu dan daging sapi.

2. Sejarah Sapi di Indonesia

Selama ini sapi di Indonesia disebut-sebut sebagai keturunan sapi impor, yakni sapi India (benggala) dan sapi Eropa (ongole). Ternyata, berdasarkan penelitian Sutopo dari Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang, sapi asli Indonesia berasal dari Bali. Secara fisik, penampilan sapi Bali bisa dibedakan dari sapi India dan Eropa. Sapi India memiliki punggung yang berpunuk, sedangkan sapi Eropa tak berpunuk. Sapi Bali berwarna cokelat, dengan pantat putih, kaki seperti berkaus putih, dan garis hitam di punggung.

Biasanya daging sapi Bali dikonsumsi masyarakat banyak. Adapun sapi India dan Eropa, kebanyakan dikonsumsi ketika hari raya, atau dalam sebuah perjamuan di hotel atau restoran. Penemuan sapi asli Indonesia melalui penelitian Sutopo untuk disertasi doktornya di Tokyo University of Agriculture, Jepang beberapa tahun lalu tersebut tentu amat berarti. Sebab, pendapat selama ini, yang seperti mitos, menganggap bahwa sapi Indonesia berasal dari induk sapi luar, terutama India. Hal itu tak lain lantaran data arkeologi tentang asal-usul sapi Indonesia amat minim. Paling banter, “Hanya ada bukti arkeologi berupa relief di Candi Borobudur,” ujar Sutopo. Bukti itu pun cuma menggambarkan peran sapi sebagai ternak dan pembantu petani untuk menggarap sawah serta ladang. Seorang ilmuwan Jepang, Takao Namikawa, pada 1970-an pernah meneliti sapi Indonesia. Toh, ia belum menemukan riwayat sapi Indonesia.

Dua puluh tahun kemudian, ilmuwan lain yang juga dari Jepang, Takazi Amano, hanya meneliti ternak kerbau. Ketika itu Sutopo membantu Amano di lapangan. Rupanya pengalaman bersama Amano membuat Sutopo, yang semasa kuliah hingga lulus dari Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro tahun 1989 juga merangkap sebagai blantik (pedagang sapi), bersemangat untuk meneliti sejarah sapi asli Indonesia. Untuk itu, ia menggunakan jalur genetika dengan metode penandaan protein enzim dan polymorphism (keragaman) DNA (deoxyribonucleic acid). Sebanyak 234 ekor sapi berbagai jenis digunakan sebagai sampel. Akhirnya, dengan analisis komponen pembeda utama, diperoleh pengelompokan sapi Bali bersama banteng, yang memiliki ciri-ciri genetis berbeda dengan sapi India dan sapi Eropa, berikut keturunannya. Setelah itu, Sutopo meneliti lagi asal-usul induk pejantan ataupun betina dari sapi Bali. Dengan sampel 700 ekor sapi dan metode microsatellite DNA, diperoleh kesimpulan bahwa induk jantan sapi Bali memang asli Indonesia, bukan keturunan sapi India ataupun Eropa. Kemudian, dengan sampel 600 ekor sapi dan metode mitochondrial DNA (gen spesifik dari induk betina), didapatkan hasil bahwa induk betina sapi Bali juga berasal dari keturunan sapi Bali.

  • Kelebihan sapi Bali
Itu berarti asal-usul sapi asli Indonesia yang keturunan sapi Bali itu masih murni, tanpa ada pengaruh genetis sapi impor. Berdasarkan itu, Sutopo mendukung adanya upaya melindungi, untuk kemudian mengembangbiakkan kemurnian Sapi Bali. Selama ini turunan sapi India dan Eropa paling banyak dikembangbiakkan dan digunakan oleh petani ataupun peternak Indonesia. Demikian pula dagingnya yang dikonsumsi masyarakat. Padahal, menurut Sutopo, sapi Bali punya beberapa kelebihan dibandingkan dengan sapi impor. Di antaranya kelebihan dalam soal mutu daging, daya tahan terhadap penyakit, dan kemampuan adaptasi. Selain itu, “Sapi Bali selama masa produktifnya mampu beranak tujuh kali, sementara sapi India dan Eropa hanya lima kali,” kata Sutopo.

Sumber:Sejarah Sapi di Indonesia

Berdasarkan penelusuran harga daging sapi khususnya sapi ternak semakin tinggi, dari beberapa desa yang kami kunjungi setiap petani hampir memiliki sapi sebagai hewan ternak mereka. Namun disini kami tidak menemukan kesungguhan dari petani untuk pengembangan lebih lanjut ternak sapi sehingga bisa menjadi mata pencaharian pokok mereka. Para petani kita masih sangat minim informasi tentang cara ternak sapi yang baik dan benar sehingga sapi hasil budidayanya terlihat tidak memiliki postur yang bagus dan lama dalam perkembang biakannya. Beternak sapi sebetulnya sudah dilakukan oleh masyarakat semenjak jaman dahulu kala. Potensi pengembangan ternak sapi sangat besar didukung dengan kondisi iklim dan cuaca yang cocok diterapkan di wilayah indonesia. Langsung saja kita ulas step by step cara ternak sapi yang benar untuk keuntungan maksimal.

D. Cara Berternak Sapi

1. Pemilihan jenis sapi

Dalam beternak sapi sebaiknya Anda harus memilih jenis sapi apa yang cocok untuk diternakkan di daerah lokasi Anda. Beberapa contoh sapi lokal yang terdapat pada petani secara umum bisa digunakan sebagai usaha penggemukan sapi. Namun tidak semua jenis sapi bisa untuk dijadikan usaha penggemukan, ada beberapa faktor yang harus anda perhatikan dalam memilih jenis sapi diantaranya adalah jumlah populasi dari sapi, pertambahan jumlah populasi tapi setiap tahunnya, penyebaran, produksi karkas, serta efisiensi penggunaan pakan sapi.



Memilih bibit yang baik merupakan salah satu aspek yang penting di dalam produksi ternak. Hal ini dapat dipahami karena pedet-pedet yang baik hanya diturunkan oleh induk-induk yang baik. Untuk itu, sapi bibit (Bali) sebaiknya dipilih sesuai dengan standar dari bangsa sapi yang dimaksud. Selain standar ukuran dari sapi yang dimaksud, aspek lain yang digunakan di dalam kriteria pemilihan sapi bibit/calon bibit adalah sifat genetis (sifat yang diturunkan), bagian luar, kesehatan, dan ukuran tubuh sapi. hal lainnya yang harus diperhatikan adalah umur ternak, sehingga banyak pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memutuskan apakah sapi tersebut layak digunakan sebagai bibit atau tidak.

Jenis-jenis sapi potong yang biasa ditemukan di indonesia berasal dari sapi lokal dan sapi impor. Sapi-sapi tersebut masing-masing memiliki sifat genetik yang khas dan bisa dilihat dari bentuk fisiknya maupun dari proses laju pertumbuhannya. Sapi-sapi lokal yang sering dijadikan sumber daging yaitu sapi ongole, sapi PO (Peranakan Ongole), sapi bali,dan sapi madura. Ada juga sapi aceh yang sering di ekspor ke Pinang Malaysia.

Namun dari beberapa jenis sapi lokal yang ada di indonesia, yang paling populer yaitu sapi PO, sapi bali, sapi madura dan sapi brahman. Jenis sapi bali memiliki bobot mencapai 300-400 kilogram dan prosentase karkas sebesar 56,9 %. Sedangkan sapi brahman memiliki ciri-ciri persentase karkas dan 45 %. Sapi brahman mempunyai keistimewaan dia tidak terlalu selektif dalam memilih pakan, makanan apapun dia mau makan. Sapi potong jenis ini juga memiliki kelebihan kebal gigitan caplak, nyamuk dan tahan terhadap cuaca panas.


  • Memilih sapi untuk calon bibit / bibit :

  1. Pilihlah sapi dara yang penampilannya mencerminkan sapi yang sehat, matanya jernih, selaputnya tidak kotor atau merah, bulu badannya halus serta mengkilat.
  2. Kondisi tubuhnya padat berisi, tapi tidak gemuk
  3. Bagian leher dan bahunya lebar
  4. Bagian dada lebar, dalam dan menonjol ke depan

  • Memilih sapi jantan untuk digemukkan.

  1. Pilihlah sapi jantan yang berat lahirnya tinggi dan memiliki pertumbuhan yang cepat.
  2. Berkaki pendek dengan kondisi  tubuh yang baik dan berbentuk segi empat
  3. Bagian bahu dan bagian lehernya lebar
  4. Bagian dada lebar, dalam, dan menonjol ke depan.


Ukuran minimum vital statistik bibit sapi Bali
Jantan
UkuranMudaDewasa
Panjang badan127 cm134 cm
Tinggi gumba112 cm126 cm
Lingkar dada185 cm193
Umur2-3,5 tahunmaks 8 tahun
Betina
UkuranMudaDewasa
Panjang badan116 cm120 cm
Tinggi gumba105 cm115 cm
Lingkar dada162 cm115 cm
Umur2,35 tahunmaks 8 tahun
Sumber : Buku saku peternakan Direktorat Penyuluhan Peternakan, 1975

2. Persiapan Sarana dan Peralatan

Jenis kandang memiliki dua tipe yaitu bentuk ganda dan tunggal, disesuaikan dengan jumlah sapi yang dipelihara. Kandang tipe tunggal posisi penempatan sapi dibuat satu baris atau satu jajar, sedangkan untuk tipe kandang ganda penempatan sapi dibuat dua jajar bisa saling berhadapan maupun bertolak belakang. Pada umumnya dibuat ganda, karena di antara kedua jajaran bisa dibuat jalan.

Usahakan lantai kandang tetap bersih dan tidak lembab untuk mencegah timbulnya berbagai macam penyakit. Lantai kandang bisa dibuat dari semen atau tanah yang padat, yang penting lantainya mudah jika mau dibersihkan dari kotoran-kotoran sapi. Gunakan jerami kering sebagai alas supaya kandang menjadi lebih hangat. Cucilah bagian kandang dan peralatan yang sudah dipakai dengan larutan desinfektan untuk mencegah jamur dan tumbuhnya penyakit.

  • Ukuran kandang yang ideal untuk satu ekor jantan dewasa yaitu 1,5 x 2 meter atau 2,5 x 2 meter
  • Ukuran kandang yang ideal untuk satu ekor betina dewasa yaitu 1,8 x 2 meter
  • Ukuran kandang yang ideal untuk satu ekor anak sapi yaitu 1,5 x 1 meter
 3. Persyaratan Kandang Sapi

Lokasi paling ideal untuk penempatan kandang sapi potong yaitu jauh dari pemukiman penduduk, jarak minimal lokasi kandang dan rumah tinggal sekitar 10 meter. Usahakan lokasi kandang dekat dengan lahan pertanian dan mudah diakses menggunakan kendaraan. Selain itu sebaiknya sinar matahari bisa langsung masuk ke pelataran kandang untuk menjaga kondisi kelembapan kandang.

Kandang yang baik tidak selalu harus dibuat dari bahan-bahan yang mahal, karena dapat dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan yang terdapat di sekitar kita, misalnya menggunakan bambu, batang kayu yang cukup besar, dan bahkan untuk atap dapat menggunakan rumbia/alang-alang. Namun demikian, bahan yang dianjurkan adalah bahan yang dapat bertahan lama.

Dalam membuat kandang (yang sederhana sekalipun) dituntut untuk dapat memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Untuk hal ini, perlu di :perhatikan beberapa aspek yang di uraikan di bawah ini

1). Tata Letak Kandang

Bangunan kandang sebaiknya dibuat dengan jarak 6-10 m dari rumah, dan jangan sampai mendirikan kandang yang berhimpitan dengan rumah kita. Ventilasi udara kandang dapat mengalir dengan lancar dan seyogyanya dapat diusahakan untuk menghadapkan kandang ke Timur agar sinar matahari pagi dapat menyinari kandang dan bagian dalamnya. Kandang sebagai pelindung ternak harus dapat melindungi ternak dari panas, hujan, dan terpaan angin secara langsung yang kuat, terutama di malam hari.

2). Ukuran dan Bentuk Kandang

Ruangan kandang yang dibutuhkan agar sapi dapat leluasa serta nyaman untuk tinggal di dalamnya adalah sekitar 1,8 x 2 m2/ekor.

3). Lantai dan Atap Kandang

Prinsip didalam pembuatan lantai kandang adalah mengkondisikan agar kandang selalu kering atau tidak becek, sehingga dalam pembuatannya agar memperhatikan kemungkinan tergenangnya air seni dan kotoran. Untuk itu, lantai kandang diusahakan dibuat dari bahan yang padat, misalnya dengan lantai semen, atau dengan tanah yang dipadatkan. Untuk menghindari tergenangnya air seni, lantai kandang harus dibuat miring, yang kemudian dibagian paling rendah dibuat parit untuk menyalurkan air seni ke bak penampung.

Untuk melindungi ternak dari panas dan hujan, kandang harus dilengkapi dengan atap, yang dapat menggunakan genteng atau seng, atau secara sederhana dapat memanfaatkan daun rumbia atau alang-alang.

4). Perlengkapan Kandang

Kandang yang baik haruslah dapat memberikan rasa yang nyaman untuk ternak. Untuk itu, perlengkapan kandang seperti tempat pakan dan minum harus disediakan. Pakan ternak, baik hijauan maupun konsentrat (misalnya dedak, ampas tahu) tidak dapat diletakkan begitu saja, karena pakan yang diletakkan begitu saja dapat tercampur kotoran sapi dan tercemar telur cacing yang dapat mengganggu kesehatan ternak. Tempat pakan dan minum diusahakan agar tidak mudah kena kotoran sapi, sehingga sering diletakkan di bagian depan (kepala) untuk sapi yang diikat atau diletakkan di sisi luar pembatas kandang.

Fasilitas lain yang seyogyanya tersedia adalah kandang jepit (kandang sempit) yang berguna untuk penanganan pengobatan atau layanan perkawinan.

5). Pemeliharaan Kandang

Kandang sapi harus dibersihkan setiap hari, dan kotoran sapi harus ditampung di tempat penampungan kotoran sehingga tidak mengganggu aliran air seni menuju bak penampungan air seni.
Tujuannya untuk memudahkan proses fermentasi yang membutuhkan waktu ± 1-2 minggu. Selama itu kotoran sapi bisa dijadikan sebagai pupuk kandang. Usahakan kondisi kandang sapi tidak tertutup dan pastikan terjadi sirkulasi udara yang baik di dalamnya.

Penampungan kotoran harus dibuat sedemikian rupa agar kotoran sapi tersebut tidak mengganggu lingkungan dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang. Untuk mencegah agar kotoran sapi tidak mengganggu lingkungan dan pupuk kandang yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik, kotoran sapi yang ditampung di penampungan haruslah dilindungi dari air hujan dengan memberi atap yang sederhana.

Sediakan air minum yang bersih untuk sapi sepanjang waktu. Tempatkan wadah khusus untuk minum sapi di luar kandang, namun masih bisa dijangkau oleh sapi. Sebaiknya tempat pakan dan tempat air lebih tinggi supaya tidak di injak-injak oleh kaki sapi.


E. Perkawinan dan Kelahiran Sapi Bali

Sapi Bali merupakan jenis sapi yang diketahui yang mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi. Fertilitasnya lebih banyak dipengaruhi oleh panjangnya masa birahi daripada pengaruh lingkungan. Secara teori, sapi yang mempunyai masa birahi lebih panjang akan lebih fertil dibandingkan dengan sapi yang masa birahinya pendek.

Kemampuan sapi bali menghasilkan anak dalam setahun berkisar 80-86%, dengan kematian anak yang relatif rendah, yaitu berkisar 1,87%. Pada pemeliharaan yang ekstensif (digembalakan) kematian anaknya lebih tinggi karena ditinggal induknya di semak-semak. Untuk itu pemeliharaan dikandang dapat menekan kematian anak sapi yang dilahirkan.

Kemampuan reproduksi sapi bali sangat baik, sapi betina dikawinkan pertama kali pada umur 2-2,5 tahun, dimana perkembangan tubuh dan organ reproduksinya sudah sempurna. Jarak melahirkan anak sapi berkisar 12-14 bulan, tergantung dengan cara pengelolaannya. Indeks kebuntingan sapi bali kira-kira 1,2 yang artinya sapi betina menjadi bunting setelah dikawinkan 1,2 kali (paling tidak sekali).

1). Sistem Perkawinan

Perkawinan sapi bali biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu secara :

1). alami (kawin dengan sapi jantan pemacek)
2). inseminasi buatan.

    Perkawinan secara alami biasanya tidak dihasilkan anak yang baik, mengingat sapi jantan pemaceknya tidak cukup baik. Untuk mendapatkan anak sapi yang baik, perkawinan dengan inseminasi buatan lebih menjanjikan mengingat inseminasi buatan menggunakan sperma dari sapi pejantan unggul (pilihan).

    Untuk terjadi kebuntingan, harus diperhatikan saat perkawinannya. Sapi bali betina tidak dapat dikawinkan setiap saat. Perkawinan dapat dilakukan pada saat sapi betina birahi (minta kawin) yang terjadinya setiap 21 hari (satu siklus). Sapi betina yang sedang birahi akan tetap berdiri ditempatnya apabila dinaiki oleh pejantan. Tanda-tanda sapi birahi lainnya sama dengan ternak lain secara umum, yaitu:

  1. Sapi gelisah dan tidak tenang.
  2. Sapi sering menguak/melenguh
  3. Sapi mencoba menaiki ternak lainnya dan akan tetap diam kalau dinaiki sapi lainnya
  4. Pangkal ekornya sering terangkat sedikit dan kadang-kadang keluar cairan jernih transparan yang mengalir dari kemaluannya.
  5. Sapi dara sering ditunjukkan dengan membengkaknya bagian vulva dan kadang berwarna kemerahan.
  6. Adakalanya sapi menjadi pendiam dengan nafsu makan yang kurang.

2). Pelaksanaan Perkawinan
Setelah terlihat tanda-tanda birahi, sapi harus cepat dikawinkan. Perkawinan dapat dilakukan secara alami atau dengan inseminasi buatan seperti telah diuraikan di depan. Kalau akan dilakukan inseminasi buatan, laporkan sapi yang sedang birahi kepada petugas (inseminator) yang telah ditunjuk oleh Dinas Peternakan setempat.

3). Menentukan Kebuntingan

Secara sederhana, kebuntingan dapat diamati 21 setelah perkawinan dilakukan. Kalau tidak ditunjukkan tanda-tanda birahi, berarti kebunting telah terjadi, namun apabila tanda-tanda birahi muncul lagi, berarti perkawinan perlu diulang. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan perabaan, yang hanya dilakukan oleh petugas yang terlatih dan berpengalaman. Lama bunting sapi  bali berkisar280-285 hari. Setelah anak sapi lahir, induk sapi dapat dikawinkan lagi setelah 3 bulan melahirkan. Untuk menjaga kebuntingan, sapi bunting harus dipisahkan dari sapi lainnya.

4). Mempersiapkan Kelahiran

Beberapa hari menjelang melahirkan, induk yang bunting akan menunjukkan tanda-tanda :

  • Ambing membesar dan kencang
  • Urat daging disekitar vulva mengendor, dan di kanan-kiri pangkal ekor kelihatan legok.
  • Beberapa saat menjelang melahirkan, sapi gelisah.

Apabila tanda-tanda tersebut muncul, kandang harus dibersihkan dari kotoran dan diberi alas dengan jerami kering.

Pertolongan yang sering dilakukan adalah menarik kaki anak sapi yang baru lahir, namun harus dilakukan dengan hati-hati. Gerakan penarikan harus sesuai dengan irama dengan kontraksi/pengerahan tenaga yang dilakukan oleh induk.

Setelah melahirkan, induk sapi biasnya membersihkan lendir yang menempel pada anaknya dengan jilatan-jilatan. namun apabila induknya lemah dan tidak mampu segera melakukannya, maka kita perlu menolong membersikannya, terutama yang mengganggu lubang pernafasannya.

Supaya kelahiran berjalan lancar, induk sapi yang akan beranak diberi kesempatan bergerak kira-kira 2-3 minggu menjelang melahirkan.

Persyaratan untuk pembibitan ternak sapi potong yang perlu Anda perhatikan sebagai berikut :

  • Memiliki tanda telinga, dalam artian anak sapi (pedet) sudah terdaftar dan jelas silsilahnya
  • Matanya terlihat bersih dan cerah
  • Tidak ada yang terganggu pernafasannya dan hidungnya tidak mengeluarkan lendir
  • Ketika diraba kukunya tidak berasa panas
  • Kulit dan bulunya bersih tidak terjangkit parasit merugikan
  • Perhatikan bagian ekor dan duburnya, apakah ada tanda-tanda mencret?
  • Tidak ditemukan kerusakan pda kulit dan bulu rontok

F. Pemeliharaan

Sapi membutuhkan pakan yang sehat dan seimbang, setiap harinya sapi membutuhkan pakan sekitar 10% dari bobot badannya serta ditambah dengan pakan tambahan sekitar 1-2% dari bobot badan. Pakan tambahan berupa bekatul atau dedak halus, ampas tahu, gaplek, bungkil kelapa yang diberikan bersamaan dengan pakan rumput. Selain itu, Anda bisa menambahkan larutan mineral berupa garam dapur dan kapus. Campuran pakan sapi dengan jumlah dan takaran tertentu biasa disebut ransum.


Berdasarkan jenisnya, pakan hijau dibagi menjadi 3 kategori yaitu hijauan kering, hijauan segar dan silase. Jenis pakan hijauan segar seperti rerumputan, kacang-kacangan, serta tanaman hijau yang lain. Beberapa jenis rumput yang bagus digunakan untuk pakan sapi antara lain daun turi, daun lamtoro, rumput gajah, rumput raja dan lain sebagainya. Hijauan kering merupakan jenis pakan yang bersal dari hijauan segar yang secara sengaja dikeringkan supaya tahan lebih lama. Contohnya saja jerami padi, jerami jagung, jerami kacang tanah yang sering dipakai ketika musim kemarau tiba. Jenis pakan yang ketiga yaitu silase, silase merupakan hijauan segar yang diawetkan. Cara pembuatan silase yaitu dengan menutup rapat hijuan segar selanjutnya akan terjadi proses fermentasi. Beberapa contoh silase yang dikenal masyarakat yaitu silase rumput, silase jagung, silase jerami padi dan lain sebagainya.

A). Pakan dan Pemberian Pakan

Pakan merupakan sumber zat gizi yang diperlukan untuk hidup pokok dan pertumbuhan. Karena pakan merupakan sumber zat gizi, ternak sapi tidak saja perlu pakan dalam jumlah yang cukup (kuantitasnya) namun juga diperlukan pakan yang berkualitas. Pakan yang baik (berkualitas) banyak mengandung zat gizi yang diperlukan ternak, sehingga kombinasi pakan yang berkualitas dengan jumlah (kuantitas) yang cukup akan memberikan peluang kepada ternak yang dipelihara untuk mendapatkan sejumlah zat gizi untuk keperluan pertum-buhannya.

Secara umum, pakan ternak dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

  1. Pakan serat : hijauan pakan ternak (rumput-rumputan, kacang-kacangan, dan daunan lainnya), dan jerami (jerami padi, jagung, kacang tanah dan sebagainya)
  2. Pakan penguat atau konsentrat.
a). Pakan Serat

    Pakan serat merupakan sumber pakan yang tersedia dalam jumlah banyak. Di alam, pakan serat sering tersedia dalam bentuk rumput-rumputan, kacang-kacangan, dan limbah pertanian tanaman pangan. Diantara ketiga jenis pakan serat tersebut, kacang-kacangan merupakan sumber pakan serat yang mempunyai kandungan protein kasar yang paling tinggi dibanding dengan dua lainnya (rumput-rumputan dan limbah pertanian). Kualitas pakan serat biasanya dipengaruhi oleh umur tanaman, sehingga hijauan tanaman pakan yang dipotong pada umur yang lebih tua akan menghasilkan kualitas pakan yang lebih rendah dengan ditunjukkannya kandungan protein kasar yang rendah dan kandungan serat yang tinggi. Oleh karena itu, limbah pertanian tanaman pangan yang dipanen pada umur tua (setelah diambil hasil utamanya) mempunyai kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan rumput.

Jenis rumput unggul yang digunakan untuk pakan ternak :

  • Rumput gajah (Pennisetum purpureum)

Rumput gajah (Pennisetum purpureum), merupakan tanaman tahunan, membentuk rumpun, tingginya dapat mencapai lebih dari 2 m. Rumput ini disukai oleh ternak, khususnya sapi, dan produksinya tinggi. Di daerah yang cukup pengairannya dapat mencapai 290 ton segar/ha/th.

  • Rumput benggala (Panicum maximum)

Rumput benggala (Panicum maximum), merupakan tanaman tahunan yang membentuk rumpun, tingginya dapat mencapai lebih 2 m, mempunyai gizi yang baik, dan disukai oleh ternak. Produksinya dapat mencapai 115 ton segar/ha/tahun.



  • Setaria (Setaria sphacelata)

Setaria (Setaria sphacelata), merupakan rumput tahunan yang membentuk rumpun, dapat mencapai 1,5 m, disukai oleh ternak, produkstif, dan tahan kering.

  • Rumput raja (dikenal sebagai King Grass),


Rumput raja (dikenal sebagai King Grass), merupakan silangan dari rumput gajah, produksinya lebih tinggi dari rumput gajah, tidak berbunga, ditanam dengan menggunakan stek.

  •  Jenis rumput unggul lainnya

Jenis rumput unggul lainnya antara lain rumput meksiko (Euclaena mexicana), danrumput bede (Brachiaria decumbens).

Jenis tanaman legum untuk pakan ternak:

  • Lamtoro (Leucaena leucocephala)


        Lamtoro (Leucaena leucocephala), merupakan tanaman legum pohon yang multi guna. Banyak ditanam untuk diambil kayunya, daun, dan buahnya. Sebagai pakan ternak, lamtoro merupakan pakan sumber protein yang tinggi dan disukai oleh ternak. Diberikan ternak untuk pakan campuran. Bahan pakan ini mengandung mimosin yang memberikan pengaruh pada ternak yang sensitif, terutama ternak muda.

  • Gamal (Gliricidea maculata)

,
        Gamal (Gliricidea maculata), merupakan tanaman pohon, biasnya ditanam sebagai tanaman pagar. Tanaman ini biasanya ditanam dengan menggunakan batangnya (stek). Daun gamal sangat baik untuk pakan ternak, namun untuk ternak yang belum terbiasa mungkin kurang menyukainya. Biasanya daun gamal diberikan kepada ternak setelah dilayukan terlebih dahulu.

  • Kaliandra

Kaliandra. Kaliandra merupakan tanaman legum pohon yang banyak ditanam sebagai pakan ternak. Kaliandra diberikan kepada ternak sebagai campuran rumput guna meningkatkan protein pakan.

  • Indigo (Indigofera spp)

Indigo (Indigofera spp), merupakan tanaman perdu yang membentuk kayu (pohon), daunnya mirip dengan daun gamal. Baik sekali sebagai pakan ternak dan diketahui tahan terhadap kekeringan.

  • Desmodium (Desmodium rinsonii)

Desmodium (Desmodium rinsonii), merupakan tanaman legum pohon yang berdaun bulat, sangat disukai oleh ternak dan kandungan proteinnya tinggi. Ditanam sebagai tanaman pembatas dengan jarak tanam yang rapat. Tanaman ini dipotong dengan ketinggian 50 cm dari permukaan tanah yang kemudian tumbuh tunas baru.

  • Centro (Centrocema pubescens)

Centro (Centrocema pubescens), merupakan tanaman legum penutup tanah (LCC) yang tumbuh menjalar. Biasanya dijumpai tumbuh bersama tanaman lain ditempat terbuka. Jenis tanaman legum penutup tanah lainnya yang dapat digunakan sebagai pakan ternak adalah Puero (Pueraria javanica), Siratro (Macroptilium atropurpureum) dan masih banyak lagi.

Limbah Pertanian Tanaman Pangan

    Banyak limbah pertanian tanaman pangan yang dapat digunakan sebagai pakan ternak sapi, seperti jerami padi, jerami jagung, jerami kacang tanah, dan masih banyak lagi. Sebagai pakan ternak, seperti telah diuraikan di depan, limbah pertanian kualitasnya lebih rendah dibandingkan dengan rumput kecuali limbah kacang-kacangan.

B). Pakan Penguat atau Konsentrat

Pakan penguat atau konsentrat adalah pakan ternak yang mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Kalau dibandingkan dengan pakan serat, pakan penguat diperlukan dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan pakan serat untuk mendapatkan sejumlah zat gizi yang sama. Biasanya pakan penguat atau konsentrat mempunyai nilai yang lebih mahal per satuan berat dibandingkan dengan pakan serat. Namun demikian, hal ini tidak selalu karena ada beberapa limbah pengolahan produk pertanian yang mungkin nilainya tidak mahal atau tersedia melimpah (untuk tempat-tempat tertentu), misalnya ampas tahu.

Pakan penguat diberikan ternak untuk melengkapi kebutuhan gizi apabila diperhitungkan kurang dari kebutuhan ternak. Macam atau jenis pakan penguat misalnya: dedak padai, dedak jagung, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, bungkil kedelai, bungkil biji kapok, tetes tebu, ampas tahu, dan masih banyak bahan lainnya.

Pemberian Pakan

Untuk pembibitan dan penggemukan sapi, pemberian pakan di kandang sangat menguntungkan mengingat peternak dapat mengontrol jumlah dan kualitas pakannya. Ternak yang ada di kandang dirumputkan dari kebun rumput atau kebun hijauan yang ada.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pakan ternak adalah :

  1. Rumput yang diberikan adalah rumput yang berkualitas baik, yaitu rumput yang dipotong pada saat menjelang berbunga (karena pada kondisi ini dicapai kualitas dan kuantitas zat gizi yang optimal).
  2. Banyaknya hijauan yang diberikan dalam jumlah cukup untuk pertumbuhan, kira-kira 10% rumput segar dari berat badannya. Misalnya berat sapi 150 kg, rumput yang disediakan tidak kurang dari 15 kg rumput per hari.
  3. Usahakan diberikan campuran hijauan leguminosa (kacang-kacangan) untuk meningkatkan kualitas pakannya (menambah protein pakan). Jumlah hijauan leguminosa kira-kira 1% dari berat badannya. Untuk sapi dengan berat 150 kg sebagai contoh di atas perlu tambahan daun leguminosa 1,5 kg.
  4. Usahakan hijauan pakan yang diberikan, baik rumput maupun leguminosa dilayukan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak.
  5. Jangan memanen rumput/leguminosa terlalu muda, karena dapat menyebabkan diare/mencret dan kembung.
  6. Apabila pakan penguat dipandang perlu untuk diberikan, sediakan sebanyak 1 % dari berat badan, seperti halnya hijauan leguminosa.


C). Membuat Pakan Ternak Sapi Moderen

1. Konsentrat Sebagai Pakan Sapi

Konsentrat merupakan salah satu media pakan yang bisa dibilang wajib bagi para peternak semua jenis sapi yang mengejar penggemukan sapi terutama sapi potongnya. Konsentrat juga dikenal sebagai bahan pakan yang kadar nutrisi protein tinggi dan karbohidrat serta kadar serat kasar yang rendah (dibawah 18%). Untuk membuat konsentrat yang baik ada beberapa kombinasi bahan alami/organik yang dapat kita gunakan sebagai komposisi pembuatan konsentrat yang baik. Bahan-bahan komposisi konsentrat yang umum digunakan dan mudah didapat antara lain sebagai berikut

  • Dedak (bekatul) dengan komposisi 70% atau 75% atau dapat diganti dengan alternatif berupa batang rumbia yang didalamnya terdapat sagu rumbia. Penggantian dengan batang rumbia tentu memiliki alasan tersendiri selain secara ekonomis harga batang rumbia lebih murah dari bekatul/dedak karena banyak juga dijumpai di hampir seluruh wilayah Indonesia. Secara kandungan nutrisi batang rumbia memiliki karbohidrat yang cukup tinggi. Batang rumbia dapat diolah dengan cara dikupas kulit terluarnya lalu hancurkan batang rumbia yang telah dikupas dengan mesin atau manual dengan cara dicincang menjadi ukuran 0.5 cm atau lebih kecil. Terakhir rendam hasil cincangan dengan air, biarkan selama sehari dan berikan pada sapi.
  • Jagung giling dengan komposisi 8%-10% sebagai penambah nutrisi terutama kebutuhan serat dan lemak kasar yang tidak ada pada dedak. Sehingga apabila jagung giling dan dedak dikombinasikan akan saling melengkapi.
  • Bungkil kelapa dengan komposisi 10%-15% atau dapat diganti bungkil kacang tanah atau kedelai tentunya dengan kandungan nutrisi yg berbeda-beda. Bungkil kelapa merupakan hasil sisa dari pembuatan dan pemerasan minyak kelapa yang diperoleh dari daging kelapa yang telah dikeringkan terlebih dahulu dimana berperan sebagai sumber protein.
  • Tepung tulang atau kalsium dengan komposisi 2%-5% sebagai pelengkap kebutuhan akan mineral terutama kalsium juga sebagai penambah protein.
  • Garam dapur dengan komposisi sebesar 2% sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan mineral.
  • Bila diperlukan bisa diberikan tambahan vitamin yang sudah banyak digunakan sebagai pelengkap kebutuhan micro, tetapi tetap berpatokan pada dosis yang ditentukan, jangan sampai berlebihan. 

2. Dosis & Kapan Pemberian Konsentrat Pakan Sapi

Dosis yang tepat pemberian pakan konsentrat ini adalah diberikan sebagai makanan penguat/extra pada ternak sapi potong di samping makanan pokok yang utama berupa rumput segar dan hijau. Perbandingan pemberian pakan pokok (hijauan) dan konsentrat untuk pakan penggemukan sapi adalah antara 30% : 70% atau maksimal 20% : 80% . Waktu pemberian konsentrat yang baik dilakukan sekali setiap hari pada pagi hari sebelum diberi makanan utama berupa rumput. Dri hasil penelitian juga ditemukan bahwa urutan pemberian konsentrat lebih dahulu sebelum makanan utama (hijauan) lebih efektif untuk meningkatkan berat badan karena pemberian konsentrat lebih dahulu bertujuan untuk memberikan energi yang lebih besar kepada mikroba rumen untuk mencerna makanan pokok (rumput, dsb.) Dengan menerapkan cara pakan ternak sapi potong seperti ini, bukan tidak mungkin bobot sapi potong anda akan meningkat dua kali lipat.

G. Jenis Penyakit Pada Sapi

1.    PENYAKIT ANTHRAKS (RADANG LIMPA)

Penyebab        :  Bakteri Bacillus Anthracis
Sifat Penyakit :  Penyakit hewan menular dan zoonosis
Sifat bakteri    :  Dapat menular ke manusia.

  • Apabila terpapar udara (dalam udara bebas) akan membentuk spora dan dapat bertahan hidup puluhan tahun di tanah.
  • Agar bakteri tidak mencemari lingkungan, maka bangkai ternak yang mati diduga anthraks dilarang untuk dipotong atau dibuka.

Cara penularan :

  • Melalui makanan
  • Minuman
  • Udara
  • Luka yang terbuka

Masa Inkubasi    : 3 – 5 hari  

Gejala Klinis    :

  • Gangguan pernafasan (nafas terengah-engah)
  • Demam tinggi, lemah
  • Gemetaran
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di dada, leher dan alat kelamin
  • Diare bercampur darah
  • Pada kasus yang parah kadang-kadang keluar darah berwarna merah kehitaman (seperti teh) dari lubang hidung, telinga, mulut, anus dan vagina)

Pengobatan :

-    Pemberian antibiotika Penicillia dan Tetracyclin

Pencegahan penularan :

  • Sapi yang terinfeksi di pisahkan di kandang khusus sambil diobati
  • Sapi yang berdekatan diberikan antibiotika Penicilline dan Tetracyclin
  • Sapi yang mati diduga anthraks langsung di kubur dan dibakar serta ditaburi kapur


Waspada anthraks karena :

1). Anthraks merupakan penyakit zoonosis (dapat menular ke manusia)

2). Penularan melalui kontak langsung, udara, memakan makanan yang tercemar bakteri B. Anthracis

3). Type penyakit anthraks pada manusia :
   - Type kulit (cenang hidung)
   - Type pencernaan
   - Type pernafasan

4). Beberapa daerah di Jawa Barat merupakan daerah endemis anthraks (termasuk Bogor)

5). Pada stadium awal bisa diobati dengan antibiotika

6). Bakteri B. Anthracis dapat dijadikan senjata teror biologis

7). Masa inkubasi anthraks singkat (gejala tidak jelas tetapi kadang-kadang langsug ambruk

2. PENYAKIT NGOROK

Nama lainnya : Septicaemia Epizoolica (SE)
Penyebab        : Bakteri Pasteurella Mulfocida  
Sifat                : Menular

Cara Penularan :
- Melalui pakan
- Air minuman yang tercermar bakteri

Gejala Klinis :

  • Demam tinggi, kadang-kadang diare berdarah
  • Selaput lendir tidak bengkak berwarna merah kebiruan
  • Bengkak pada kepala, bagian bawah dada, kaki dan atau pangkal ekor
  • Sesak nafas sehingga terdengar seperti ngorok
  • Apabila kondisi parah dapat terjadi kematian ternak 1 – 2 hari.

Pengobatan :

- Pada stadium dini dengan antibiotika (streptomisin, kloromisetin, tetramisin atau nureomisin) atau sulfa.

Pencegahan :

- Vaksinasi 1 x 1 tahun

3. PENYAKIT MULUT DAN KUKU (PMK)

Nama Lain     : Aphtae Epizoolica (AE)
Penyebab      : Aphthovirus

Cara Penularan :
  • Urin (Air kencing)
  • Air susu
  • Air liur
  • Benda lain yang tercemar virus PMK
  • Udara tercemar (bisa terbawa angin hingga ratusan Km)
  • Kontak langsung

Gejala :
  • Radang lidah dan mulut, sehingga air liur berlebihan
  • Gusi, lidah dan pangkal lidah melepuh sehingga sulit mengunyah
  • Lepuh pada rongga hidung dan moncong melebar
  • Lepuh disekitar kuku, apabila luka parah mengakibatkan kuku terlepas
  • Lepuh atau tukak terkadang terjadi di ambing dan puting (pada sapi perah mengakibatkan produksi susu turun)

Pengobatan dan pencegahan :
  • Vaksinasi sesuai aturan (di daerah yang belum bebas).
  • Di Indonesia sudah bebas PMK, maka apabila ada kasus tersangka PMK, langsung pisahkan dan musnahkan.
  • Pengawasan impport sapi hidup dari daerah tertular (belum bebas)


4. PENYAKIT DIARE

Penyebab :

  • Bakteri Escherichia coli atau Clostridium Sp.
  • Pakan yang tercemar
  • Cuaca ekstrim (terlalu dingin)
  • Gangguan pencernaan

Apabila menyerang pedet bisa mengakibatkan kematian.

Gejala :

  • Kotoran sapi cair, warna hijau muda atau kuning kehijauan
  • Buang air besar terus menerus
  • Kotoran/feses berbau busuk
  • Ternak tampak lemas karena kurang cairan
  • Berat badan ternak turun

Penanganan ternak sakit dan pengobatan :

  • Pisahkan ternak sakit dengan yang sehat
  • Berikan oralit, norit, sulfa
  • Hindari pemberian pakan berupa daun muda atau daun kacang-kacangan
  • Jaga kebersihan kandang

5. PNEUMONIA (RADANG PARU-PARU)

Penyebab    : Infeksi virus maupun bakteri
( Misal virus Parainfluenza3, Bovine Respiratory Syacitial Virus, Bovine Viral diarthea Virus, bakteri Pasteurella, Mycoplasma dan Chlamydia).

Pemicu :

  • Kandang kotor dan basah, lembab
  • Kandang kurang sinar matahari
  • Sirkulasi udara tidak lancar

Gejala Klinis :

  • Sulit bernafas
  • Batuk-batuk
  • Demam tinggi (± 42¬oC)
  • Ingusan (lendir kekuningan ataupun jernih)

Penanganan ternak sakit dan pengobatan :

  • Pindahkan ternak sakit ke kandang yang bersih, hangat, cukup sinar matahari dan sirkulasi udara baik
  • Pemberian antibiotika Sulfonamida, Leokomisin, Genlamisin
  • Pemberian Vit. C
  • Pemberian pakan yang berkualitas


6. KEMBUNG (BLOAT)

Kembung (Bloat) adalah : Kondisi  terkumpulnya  gas  secara  tidak  normal  di saluran pencernaan
Penyebab                         : Diduga pemberian pakan jenis leguminosa (kacang-kacangan) dengan
                                           kadar protein terlalu tinggi Pemberian rumput basah (diambil pada
                                           pagi hari).

Gejala klinis :

  • Pembesaran perut bagian kiri (seperti udara yang mengumpul)
  • Nafsu makan turun (berkurang)
  • Keluar lendir hidung sapi
  • Sapi susah berdiri
  • Adanya gas dalam perut dapat mengakibatkan dorongan sekat rongga dada (diafragma) sehingga mennghambat pernafasan serta muncul busa yang sulit dikeluarkan
  • Apabila parah dapat mengakibatkan kematian

Pengobatan :
  • Apabila belum parah maka dapat dicekok dengan minyak sayur 0,6 liter, sehingga diharapkan gas akan keluar
  • Bila sudah parah, perut sebelah kiri ditusuk/ditrokar dengan canula guna mengeluarkan gasnya (dilakukan oleh petugas yang ahli)


H. Pencegahan Penyakit
Agar ternak sapi yang kita pelihara tidak terserang penyakit, pencegahan dapat dilakukan dengan cara:

  1. Menjaga sanitasi kandang dengan membersihkan dan mengusahakan tidak becek
  2. Mengikuti program vaksinasi oleh Dinas Peternakan atau POSKESWAN
  3. Menjaga kebersihan badan sapi dengan cara memandikannya secara berkala
  4. Mengobati luka-luka yang ada dan memberika desinfektan
  5. Selalu menghubungi POSKESWAN / Petugas Kesehatan Hewan terdekat untuk mendapatkan perawatan apabila ada ternak yang sakit.

I. Manfaat Daging Sapi Berdasarkan Kandungan Gizinya

Manfaat daging sapi bagi tubuh tidak hanya kita dapatkan jika kita mengkonsumsi daging sapi yang berkualitas dan mahal. Semua daging sapi menawarkan manfaat yang sama. Hanya saja mungkin bagi sebagian orang mengkonsumsi daging sapi yang mahal terasa lebih enak dagingnya. Daging sapi sendiri sering diolah menjadi berbagai macam olahan lezat yang menggoyang lidah. Agar menambah kenikmatan kita dalam menyantap hidangan daging sapi, tentunya akan lebih lezat jika kita juga mengetahui manfaat daging sapi
yang penting bagi tubuh kita.

1). Protein

Salah satu kandungan gizi dalam daging sapi yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia adalah protein. Protein memang dapat kita dapatkan dengan mengkonsumsi telur, bahkan juga tahu dan tempe. Akan tetapi, sumber protein hewani yang sangat besar adalah berasal dari daging sapi. Lalu kenapa protein ini sangat penting bagi tubuh? Karena protein membantu tubuh manusia untuk membentuk otot sehingga menambah masa otot dan pada akhirnya dapat menambah berat badan kita. Selain itu, protein ini juga sangat penting dalam masa pertumbuhan anak-anak.

2). Zat besi

Dalam daging sapi terdapat kandungan zat besi yang sangat tinggi. Kandungan zat besi ini sangat bermanfaat bagi tubuh manusia karena dapat menghindarkan kita dari anemia. Selain itu, jika seseorang terkena anemia, daging sapi juga dapat menjadi salah satu alternative obatnya. Lezat bukan? Anemia dapay menyebabkan seseorang merasa lemas dan lesu sehingga mengganggu produktivitas dan aktivitasnya sehari-hari, oleh karenanya, anemia ini perlu sangat dihindari.

Zat besi bagi tubuh manusia juga dapat menjadi benteng pertahanan melawan penyakit karena dapat meningkatkan dan memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Dengan tubuh yang kebal melawan penyakit dan terhindar dari anemia sehingga dapat tetap aktif, zat besi memberikan nutrisi bagi anak untuk dapat tumbuh dan mempunyai semangat belajar yang tinggi.

Kandungan zat besi terdapat juga pada :

  • Manfaat wortel
  • Manfaat kacang merah

3). Selenium dan Zinc

Selenium merupakan suatu zat yang membantu tubuh manusia untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya, hampir mirip dengan fungsi dari zat besi yang juga dapat meningkatkan sistem imun manusia. Zat lain yang juga membantu tubuh manusia meningkatkan kekebalannya adalah zinc. Dengan zinc, tubuh manusia selain mempertahankan sistem kekebalan tubuh, juga membantu pria untuk memproduksi sperma dengan baik dan mencegah kerusakan

pada organ reproduksinya.

4). Vitamin B kompleks

Bagi Anda yang diharuskan bekerja dengan mengandalkan konsentrasi dan daya ingat, kita pasti akan membutuhkan daging sapi karena mengandung vitamin B kompleks yang berfungsi mempertajam daya ingat kita dan membuat kita dapat berkonsentrasi dengan lebih baik. Vitamin B kompleks ini tentu saja akan sangat berguna bagi anak kita yang masih duduk di bangku sekolah demi meningkatkan prestasinya.

5. Omega 3


Selain terkandung pada ikan, omega 3 juga terkandung dan banyak terdapat pada daging sapi. Manfaat daging sapi yang kita dapatkan akan membantu kita untuk membantu menjaga dan memelihara sistem saraf pusat yaitu biasa kita sebut dengan otak, membantu fungsi jantung dan hati.

6. Lemak


Daging sapi tidak terlepas dari lemak yang dikandungnya, fungsi lemak sendiri adalah untuk meningkatkan energi dan sumber tenaga bagi tubuh untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

J. Manfaat Daging Sapi Berdasarkan Perannya Untuk Kesehatan

Selain manfaat berdasarkan kandungan gizinya, kita dapat melihat dari aspek kesehatan langsung, berikut adalah daftar manfaatnya berdasarkan fungsi bagi kesehatan tubuh.

  1.     Membangun otot agar tumbuh lebih kencang dan kuat
  2.     Sumber energi yang besar
  3.     Menjaga hidup sehat untuk segala umur
  4.     Mencegah diabetes dan Obesitas
  5.     Mengatur berat badan
  6.     Kesehatan kognitif (otak)
  7.     Menyembuhkan luka
  8.     Menjaga sistem kekebalan tubuh
  9.     Mencegah anemia
  10.     Meningkatkan sel darah merah
  11.     Meningkatkan kesehatan kulit
  12.     Mencegah stroke dan serangan jantung.

Khasiat daging sapi memang luar biasa bagi tubuh atau pun berdasarkan kandungan gizinya, namun tentu daging sapi memiliki kandungan lemak yang jika dikonsumsi secara berlebihan akan merugikan kesehatan. Konsumsilah secara bijak untuk menjaga kesehatan anda sekeluarga.

K. Referensi

  • Bandini, Y. 1997. Sapi Bali. Penebar Swadaya, PT. Jakarta.
  • Skerman, P.J. 1977. Tropical Forage Legumes. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome.
  • Skerman, P.J. and Reveros, F. 1989. Tropical Grasses. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome.
  • Tomaszewaka, M. W., Sutama, I.K., Putu, I.G. dan Chaniago, T.D. 1991. Reproduksi, Tingkah laku, dan Produksi Ternak di Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar